Monday, June 10, 2013

Pengalaman Stress

·         Pengalaman Stress Negatif
Salah satu stress negative yang saya pernah alami pada saat saya menginjak bangku SMP. Dimana orang tua saya menyekolahkan saya di asrama (boarding school a.k.a pesantren). Sebelum saya benar-benar mengalami bagaimana tinggal di asrama, saya pikir tinggal di asrama itu mudah saja. Hanya jauh dari orang orang tua yang mana memang saya sering di tinggal orang tua karena urusan pekerjaan. Tapi ternyata faktanya sangatlah berbeda rasanya.
Pertama kali orang tua dan adik-adik saya mengantar dan meninggalkan saya di asrama. Saat itulah perasaan saya mulai berkecamuk. Saya mulai merasa takut dan cemas akan di tinggal oleh orang tua untuk waktu yang cukup lama. Karena jarak antara asrama dan rumah saya sekita 5 jam perjalan, sehingga tidak memungkinkan jika orang tua saya harus pulang-pergi setiap hari mengunjungi saya. Tapi saya memaksa meminta mereka untuk menjenguk saya satu minggu sekali minimal.
Dan ternyata saat-saat pertama di asrama itu waktu terasa begitu lama. Oiya, saya lupa menyampaikan bahwa tadinta yang saya dengar bahwa di asrama boleh  membawa handphone dan diberi waktu untuk pulang sebulan sekali. Saya pun akhirnya membawa handphone. Namun ternyata ada peraturan bahwan satri tidak boleh membawa handphone. Saya pun semakin merasa terkekang dan cemas karena saya membawa handphone. Lalu saya menyembunyikan hp tersebut di dalam sebuah koper.
Setiap pagi yang saya lakukan adalah menelpon Mama sambil berderaian air mata. Mengatakan bahwa saya tidak betah dan sebagainya. saya merasa  galau, stress dan merasa tidak bisa berkonsentrasi untuk mengerjakan sesuatu.

·         Pengalaman Stress Positif

Stress positif yang saya alami adalah pada waktu awal duduk di bangku kuliah. Saya merasa kaget dengan dunia luar setelah 6 tahun menjalani hidup di asrama (agak lebay si hahahah). Saat itu ada satu dosen yang memberikan tugas kelompok. Awal-awal masuk bangku kuliah tentu kita belum tau bagaimana karakter teman-teman kita. Waktu itu, di kelompok saya seperti tidak ada yang berinisiatif untuk mengerjakan tugas kelompok tersebut. Sampai pada malam hari dimana besoknya adalah hari dimana tugas itu di kumpulkan saya pun panik karena makalah yang saya buat belum selesai. Saya sudah mencoba meengingatkan kelompok tetapi seperti tidak ada yang menggubris ataupun berusaha mencarikan solusinya. Saya sempat cemas dan kesal pastinya, tapi akhirnya saya mengambil hikmahnya dan menganggap itu semua sebagai tantangan. Karena dengan mengerjakan makalh itu siapa tahu kita bisa terlatih mengerjakan makalah-makalah lainnya. Dan itu hikmah yang saya dapat dan tidak di dapat oleh teman-teman saya pada saat itu. 

1 comment:

  1. saya dulu masa sekolah asrama pasti menelefon orang tua kerana rindu walaupun masih sekolah dalam negeri yang sama :)

    ReplyDelete