Sunday, April 28, 2013

Tugas Softskill 2


1.      Erich Fromm
Erich Fromm lahir di Frankrut, Jerman pada tanggal 23 Maret 1900. ia belajar psikologi di university Heideberg, Frankrut, Jerman, dan Munich. Ia pernah mengajar di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Dalam latar belakang pemikirannya paling tidak ada empat warna yang mempengaruhi secara tegas langgam berpikirnya, yaitu: Kisah Bibble, Zen Budhisme, Karl Marx, dan Freud. Namun Fromm sangat dipengaruhi oleh tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The Economic and Philosophical Manuscript yang ditulis pada tahun 1944. Fromm membndingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan melakukan percobaan yang sintesis. Pada tahun 1959, Fromm menulis analisis yang sangat kritis bahkan polemis tentang kepribadian Freud dan pengaruuhnya, sebaliknya berbeda sekali dengan kata-kata pujian yang diberikan kepada Marx pada tahun 1961. meskipun Fromm dapat disebut sebagai Seorang teoritikus kepribadian Marxian, ia senidiri lebih suka disebut humanis dialetik yaitu perjuangan manusia yang tidak pernah menyerah untuk memperoleh martabat dan kebebasan, dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia.
Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah invidu yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang, itu adalah situasi khas manusia.
Kebutuhan manusia sesuai dengan eksistensinya sebagai manusia, menurut Fromm meliputi dua kelompok kebutuhan:
·         Kebutuhan Kebebasan dan Keterikatan:
1)      Keterhubungan (relatedness), kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari alam dan dirinya sendiri. Hubungan paling memuaskan bisa positif yakni hubungan yang didasarkan pada cinta, perhatian, tanggung jawab, penghargaan, dan pengertian dari orang lain. Bisa negative  yakni hubungan yang didsarkan pada kepatuhan dan kekuasaan.
2)      Keberakaran (rootedness), adalah kebutuhan untuk memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya merasa nyaman di dunia (merasa seperti di rumahnya). Setiap saat orang dihadapkan dengan dunia baru, dimana dia harus tetap aktif dan kreatif mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari dunia. Dengan demikian ia akan merasa aman dan nyaman, tidak cemas berada di tengah-tengah dunia yang penuh ancaman.
3)      Menjadi Pencipta (transcendency), karena individu menyadari dirinya sendiri dari lingkungannya, mereka kemudian mengenali betapa kuat dan menakutkan alam semesta itu, yang membuatnnya merasa tak berdaya.
4)      Kesatuan (unity), Kebutuhan untuk mengatasi eksistensi keterpisahan antara hakkat binatang dan non-binatang dalam diri seseorang. Keterpisahan, kesepian dan isolasi semuanya bersumber dari kemandirian dan kemerdekaan.
5)      Identitas (identity), kebutuhan untuk menjadi “aku”, kebutuhan untuk sadar dengan dirinya sendiri sebagai sesuatu yang terpisah. Manusia harus merasakan dapat mengotrol nasibnya sendiri, harus bisa membuat keputusan.
·         Kebutuhan untuk Memahami dan Beraktivitas:
1)      Kerangka Orientasi (frame of orientation), orang membutuhkanpeta untuk mengenai dunia social dan dunia alaminya; tanpa peta itu ia akan bingung dan tidak mampu bertingkah laku yang ajeg-mempribadi.
2)      Kerangka Kesetiaan (frame of devotion), kebutuhan untuk memiliki tujuan hidup yang mutlak.
3)      Keterangsangan-stimulasi (excitation-stimulation), kebutuhan untuk melatih system syaraf, untuk memanfaatkan kemampuan otak. Manusia bukan sekedar membutuhkan stimulus yang sederhana (makanan), tetapi stimulasi yang mengaktifkan jiwa (pusi atau hukum fisika).
4)      Kefektivan (effectivity), kebutuhan untuk menyadari ekssistensi diri melawan perasaan tidak mampu dan melatih kompetensi/kemampuan.
Berikut ini jenis-jenis gangguan kepribadian yang lebih khusus menurut Fromm:
§         Nekrofilia
Istilah ini berarti kecintaan terhadap kematian. Biasanya menunjuk pada perbuatan seksual yang tidak wajar, dimana seseorang membutuhkan kontak seksual dengan mayat.
Kepribadian nekrofili membenci kemanusiaan. Mereka rasis, diskriminatif, penghasut perang, senang menggertak orang yang lemah. Mereka menyukai darah, kerusakan, teror dan penyiksaan. Menyenangi malam daripada siang dan senang beroperasi dalam kegelapan.
§         Maglinan Narcissism
Orang berkepribadian sehat kadang menunjukkan bentuk narsisme lunak, yakni ketertarikan terhadap tubuhnya sendiri. Dalam bentuk berbahaya, narsisme menghalangi persepsi yang objektif terhadap realitas, sehingga sesuatu yang dimiliki menjadi sangat berharga, sebaliknya yang dimiliki orang lain kurang berharga.
Fromm mengembangkan sistem terapi yang dinamakan Psikoanalisis Humanistik yang menekankan aspek interpersonal dari hubungan terapeutik. Klien mengikuti terapi untuk mencari kepuasan dari kebutuhan  dasar kemanusiaannya. Terapi harus dibangun melalui hubungan pribadi, komunikasi yang tepat dan penuh konsentrasi dan kasih sayang. Hal ini akan mengembalikan perasaan klien sebagai menusia yang independen.

2.      Abraham Maslow
Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun 1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara dengan Orang Tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. "Saya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Saya merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu”. Selepas SMU Dia mengambil studi hukum di City College of New York (CCNY), sebelum minatnya kemudian beralih pada bidang psikologi, yang dipelajarinya hingga meraih gelar PhD pada tahun 1934 di University of Wisconsin. Setahun kemudian Dia kembali ke New York dan bekerjasama dengan E.L. Thorndike untuk melakukan riset tentang seksualitas manusia (human sexuality) dan menjadi pengajar penuh di Brooklyn College. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud.
Kontribusi utama Maslow dengan psikologi adalah tangga/piramida kebutuhan dasar, bukti menunjukkan bahwa ia awalnya datang dengan ide di tahun 1940-an. Menampilkan piramida beberapa kebutuhan yang lebih kuat daripada yang lain, mulai dari yang paling mendesak untuk yang paling canggih.
Teorinya adalah bahwa meskipun tidak memenuhi syarat dari segmen bawah tangga/ piramid akan mencegah seseorang naik ke tingkat berikutnya. Mereka yang mencapai puncak piramida adalah orang-actualising diri. Hirarki Kebutuhan Maslow menjadi gagasan diterima di bidang psikologi dan antropologi, serta menyebrang ke bidang kemanusiaan lainnya.

Teori Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) adalah seorang psikolog besar yang mencoba menemukan dan menawarkan jawaban sistematis atas pertanyaan tersebut melalui teorinya, yakni teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara hirarki dari tingkat yang paling mendasar sampai pada tingkat yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan paling bawah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi.
1)      Kebutuhan Fisik (oksigen, air, makanan, papan, sandang, pangan, BAK, BAB, seks)
2)      Kebutuhan Akan Rasa Aman dan Tentram
3)      Kebutuhan Untuk Dicintai dan Disayangi (hubungan persahabatan, hubungan/bagian dalam suatu kelompok, hubungan kekasi;suami-istri)
4)      Kebutuhan Harga Diri Secara Penuh
5)      Kebutuhan Aktualisasi Diri

3.      Carl Rogers
Carl Rogers yang semulanya merupakan mahasiswa pertanian yang beralih menjadi pastur di sekolah seminari pada tahun 1927 bekerja di Institute for Child Guindance dan menggunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak menyetujui teori Freud. Pada masa kini, Rogers banyak dipengaruhi oleh Otto Rank dan John Dewey yang memperkenalkan Klinis.
Teori Humanistik Rogers juga menitikberatkan pada metode student-centered, dengan menggunakan ”komunikasi antar pribadi” yaitu berpusat pada peserta didik dengan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik untuk dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam suatu kehidupan.

Prinsip Belajar Humanistik
Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanistik Carl Rogers dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibat siswa secara aktif dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan melalui kegiatan diskusi dan membhas materi secara berkelompok sehingga siswa dapat mengeuarkan pendapatnya masing-masing. Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator keberhasilan dari aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Rogers menyebut bahwa teorinya bersifat humanis dan menolak pesimisme sura dan putus asa dalam psikoanalisis serta tentang teori behaviorisme yang memandang manusia seperti robot. Teori humanisme Rogers lebih penuh harapan dan optimis tentang manusia karena manusia mempunyai potensi-potensi yang sehat untuk maju. Tiap individu memiliki kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya. Dasar teori ini sesuai dengan pengertian humanisme pada umumnya, dimana humanisme adalah doktrin, sikap dan cara hidup yang menempatkan nilai-nilai manusia sebagai pusat dan menekankan pada kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk merealisasikan diri untuk maksud tertentu.

4.      Teori Behavioral
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).
A.    Thorndike (1874-1949): Teori Koneksionisme
Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun 1895, S2 dari Harvard tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898.
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Dari eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box) diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha –usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Adanya pandangan-pandangan Thorndike yang memberi sumbangan yang cukup besar di dunia pendidikan tersebut maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh pelopor dalam psikologi pendidikan.
Dari percobaan ini Thorndike menemukan hukum-hukum belajar sebagai berikut :
1.      Hukum Kesiapan(law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
2.      Hukum Latihan (law of exercise), yaitu semakin sering tingkah laku diulang/ dilatih (digunakan) , maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan. Prinsip menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah ulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai.
3.      Hukum akibat(law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah  jika akibatnya tidak memuaskan.

B.     Ivan Pavlov (1849-1936)
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan.
Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaanny terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang didinkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi leher pada seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Kin sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar pula.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

C.    Skinner (1904-1990)
Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis of Behavior”.  Hasil konferensi dimuat dalam jurnal berjudul Journal of the Experimental Behaviors yang disponsori oleh Asosiasi Psikologi di Amerika (Sahakian,1970)
B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.
Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yangdapat diatur nyalanya, dan lantai yanga dapat dialir listrik. Karena dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk mencari makanan. Selam tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.

D.    Robert Gagne (1916-2002)
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep terpakai dari teori instruksionalnya untuk mendisain pelatihan berbasis komputer dan belajar berbasis multi media. Teori Gagne banyak dipakai untuk mendisain software instruksional.
Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong guru untuk merencanakan instruksioanal pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Ketrampilan paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam hierarki ketrampilan intelektual. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan.

E.     Albert Bandura (1925-masih hidup)
Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondare  alberta berkebangsaan Kanada. Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
Faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah:
1.      Perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat.
2.      Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean simbolik.
3.      Reprodukdi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik.
4.      Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.

5.      Teori Psikoanalisis
Psikoanalisis:
1)      Sebagai metode untuk menggali ketidak sadaran & teknik terapi bagi gangguan mental & emosional (Thompson, 1972)
2)      Sebagai teori kepribadian yang mendasari berbagai orientasi psikodinamika dalam menjelaskan kepribadian (Thompson, 1972; Pervin & John, 1997)
3)      Sebagai pendekatan teori psikologi umum yang memandang tingkah laku sebagai hasil dari pertentangan dan kompromi antara berbagai motif, dorongan (drives), kebutuhan dan konflik.

Sigmund Freud
¨      Lahir di Moravia, 6 Mei 1856
¨      Wafat di London, 23 September 1939
¨      Seorang dokter spesialis di bidang perawatan gangguan-gangguan syaraf
¨      Belajar pada psikiater Perancis, Jean Charcot, yang menyembuhkan hionotis untuk menyembuhkan histeria
¨      Belajar pada Josed Breuer, seorang dokter di Wina yang menyembuhkan pasien dengan cra mengungkapkan simpton-simptonnya.

Struktur Kepribadian
1)      Id
¨      Merupakan sistem kepribadian yang asli
¨      Berisi segala sesuatu yang secara psikologis diwariskan dan telahada sejak lahir
¨      Fungsi Id adalah untuk mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi/ketegangan-ketegangan yang dicurahkan oleh jasad dalam rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar.
¨      Psinsip kesenangan terjadi untuk membebaskan/mengurangi jumlah ketegangan
2)      Ego
¨      Ego timbul karena kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan objektif.
¨      Ego dikuasai oleh prinsip kenyataan, yang bertujuan untuk menangguhkan peredaran energi sampai benda nyata yang akan memuaskan keperluan telah ditemukanatau dihasilkan.
¨      Peran utamanya menengahi kebutuhan instingtif organisme dan kebutuhan-kebutuhan lingkungan sekitar.
¨      Tujuannya sangan penting à mempertahnkan kehidupan individu dan memperhatikan bahwa spesies dikembangbiakkan.
3)      Superego
¨      Superego adalah perwujudan internal dari nilai-nilai  dan cita-cita tradisional masyarakat sebagaimana diterangkan orang tua kepada anak, dan dilaksanakan dengan cara memberi hadiah atau hukuman.
¨      Superego adalah wewenang moral kepribadian, mencerminkan hal yang ideal dan bukan real, dan memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan.
¨      Superego berisi 2 hal:
o       Conscience (suara hati)
o       Ego Ideal
¨      Fungsi-fungsi pokok superego:
o       Merintangi impuls dari id
o       Mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan tujuan-tujuan moralitas
o       Mengjar kesempurnaan.

Insting
¨      Insting à perwujudan psikologis dari suatu sumber rangsangan somatik dalam yang dibawa sejak lahir
¨      Hasrat à perwujudan psikologisnya
¨      Kebutuhan à rangsangan jasmaniah dari mana hasrat muncul
¨      4 ciri khas insting:
o       Sumber à kondisi jasmaniah/kebutuhan
o       Tujuan à menghilangkan perangsangan jasmaniah
o       Objek à kegiatan yang menjembatani antara munculnya suatu hasrat dan pemenuhannya
o       Impetus à daya dorong
¨      Sumber dan tujuan insting konstan dalam hidup, kecuali jika sumber diubah atau dihilangkan akibat pematangan fisik.
¨      Insting di golongkan dalam dua kelompok besar:
o       Insting Hidup (eros)
Menjamin tujuan mempertahankan hidup dan perkembangbiakkan ras. Contoh: lapar, haus, seks.
Bentuk energi yang digunakan insting hidup untuk menjalankan tugasnya disebut libido.
o       Insting Mati (thanatos)
Tujuan semua kehidupan adalah kematian. Contoh derivatif insting mati: dorongan agresif dan kebencian

Kecemasan
¨      Freud membedakan 3 macam kecemasan:
o       Kecemasan realitas à takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia luar
o       Kecemasan neurotik à rasa takut jika insting akan lebas kendali dan melakukan sesuatu yang dapat membuatnya dihukum.
o       Kecemasan moral à takut terhadap suara hati
¨      Kecemasan adalah suatu keadaan tegangan, seperti lapar, seks, hanya ia tidak timbul dari kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh melainkan aslinya ditimbulkan oleh sebab-sebab dari luar.
¨      Fungsi kecemasan:
o       Kecemasan memotivasi individu untuk melakukan sesuatu
o       Kecemasan yang tidak dapat ditanggulani dengan tindakan yang efektif à trauma
o       Jika ego gagal menanggulani kecemasan dengan cara rasional maka akan menggunakan cara-cara yang tidak realistik.

Mekanisme Pertahanan Ego
¨      ego menempuh cara-cara ekstrem untuk menghilangkan tekanan kecemasan yang berlebihan à mekanisme pertahanan
¨      Ciri-cirinya:
1)      Menyangkal, memalsukan, dan mendistorsikan kenyataan
2)      Bekerja secara tidak sadar sehingga orangnya tidak tahu apa yang terjadi
¨      Jenis-jenis pertahanan ego:
1)      Represi à secara tidak sadar melupakan pengalaman yang tidak menyenangkan untuk diingat. Contoh: mencegah kenangan yang mengganggu dalam kesadaran.
2)      Proyeksi à Merubah subyek-subyek dari perasaan tersebut. Contoh: ”Saya menghukum diri sendiri” diubah menjadi ”Dia menghukum Saya”. Tujuan dari perubahan ini adalah mengurangi suatu kecemasan dengan menggantikan suatu bahaya besar dengan bhaya yang lebih ringan dan mengungkapkan impuls-impuls dengan berkedok mempertahankan diri dari musuh-musuhnya.
3)      Pembentukan Reaksi à Dalam pembentukan reaksi ini yang diubah adalah perasaannya (impulsnya). Contoh: ”I love You” diubah menjadi ”I hate You”
4)      Fiksasi à Berhentinya kemajuan dan perkembangan yang normal untuk sementara waktu
5)      Regresi à Kembali ke tahap perkembangan sebelumnya atau yang lebih rendah. Contoh: usia 15 tahun masih mengompol.
6)      Sublimasi à mekanisme pertahanan ego yang digunakan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif id menjadi penyebab kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku yang bisa diterima. Contoh: hasrat seks besar à giat olahraga
7)      Displacement à pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan kepada objek atau individu yang kurang mengancam dari individu sebelumnya. Contoh: dimahari ibu à merusak perabot
8)      Rasionalisasi à Upaya individu memutarbalikkan kenyataan yang mengancam ego melalui dalih atau alsan tertentu yang seakan masuk akal. Contoh: tidak berhasil memenangkan pertandingan à mengatakan bahwa wasit curang

Tahap Perkembangan Kepribadian
¨      Energi seksual (libido) ada sejak lahir dan kemudian berkembang melalui serangkaian tahapan psikoseksual yang bersumber pada proses-proses naluriah organisme
¨      Ada 4 fase perkembangan psikoseksual yang menentukan pembentukan kepribadian, yaitu:
o       Fase Oral (mulut)
Berlangsung pada tahun pertama kehidupan. Daerah erogen yang paling penting dan peka adalah mulut, yakni berkaitan dengan pemuasan kebutuhan makan dan air. Tugas pokok dalam perkembangan ini dalah membentuk sikap ketergantungan dan kepercayaan dengan orang lain. Fase ini berakhir saat anak disapih dari ibu. Oral passive à penurut, pasif, kurang matang dan dependen. Oral sadistic à sarkasitik, pesimis, sinis, dan mengeksploitasi orang lain.
o       Fase Anal (dubur)
Dimulai pada tahun ke-2 dan ke-3. Fokus energi libido pada daerah dubur. ”Toilet Training” à anak belajar mengendalikan diri. Berikut cara orang tua menerapkan toilet training:
-   Penerapan keras dan menekan: anal retentive. Ciri-ciri: keras kepala, kaku, kikir, terlalu teliti dan ekstrem dalam keberhasilan.
-   Penerapan yang membiarkan anak: kepribadian anal aggressive. Sifat-sifatnya kejam, destruktif, pembenci, ingin memiliki dan menguasi orang lain.
o       Fase Phalic (alat kelamin)
Berlangsung pada tahu ke-4 atau ke-5. Sasaran energi libido pada daerah alat kelamin. Oedipus Complex (anak laki-laki dan ibunya) dan Electra Complex (anak perempuan dengan ayahnya). Mengembangkan nilai-nilai, sikap-sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
o       Fase Laten (tenang)
Pada periode ini anak mulai masuk sekolah dan fokus pada kegiatannya belajar.
o       Fase Genital (pubertas)
Individu mengalami kebangkitan atau peningkatan dalam dorongan seksual dan mulai menaruh perhatian pada lawan jenis. Pengalaman traumatik anak biasnya sulit dalam penyesuaian fase genital.

6.      Teori Humanistik
Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah: Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
a.      Arthur Combs (1912-1999)
Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering digunakan. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dati ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
Untuk itu guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya.
b.      Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
(1)         Suatu usaha yang positif untuk berkembang
(2)         Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1.      Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2.      Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
3.      Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
4.      Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar humanistik yang penting diantaranya ialah :
a.       Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
b.      Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
c.       Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
d.      Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
e.       Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
f.       Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
g.      Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.
h.      Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
i.        Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.





Daftar Pustaka

Feist, J. & Feist, G. J. (2011). Theories of Personality. Edisi ke tujuh. Jakarta: Salemba Humanika.



kk.mercubuana.ac.id/files/61019-13-825380725442.doc

kk.mercubuana.ac.id/files/61065-10-528232877475.doc

trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/02/teori-belajar-humanistik.doc


No comments:

Post a Comment