Tugas 1 Softskill
1. Konsep Kesehatan
Sehat
merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologi intelektual, spiritual, dan
penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam
mempertahankan kesehatannya.
Sehat
menurut Paune adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self
care resources) yang menjamin tindaan untuk perawatan diri (self care actions)
secara adekuat. Self care Resources mencakup pengetahuan, keterampilan dan
sikap. Self care actions merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan
untuk memperoleh, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial dan
spiritual.
Konsep
kesehatan berdasarkan 5 dimensi:
a. Dimensi Emosi à Reaksi kompleks
yang mengandung tingkatan aktivitas yang tinggi, dan di ikuti perubahan dalam
jasmani dan berkaitan denagan perasaan yang kuat. Sehat secara emosional
yatitu, seseorang mampu untuk mengekspresikan emosinya (marah, bahagia, benci,
dll)
b. Dimensi Intelektual à Ada ungkapan
yang mengatakan bahwa kecerdasan seseorang dapat mempengaruhi tingkat emosi
seseorang, ungkapan seperti itu sepertinya memang benar adanya, karena
kecerdasan seseorang bisa terlihat dari bagaimana cara dia mengontrol emosi,
melihat realitas dari berbagai sudut pandang, dan kemampuan di dalam memecahkan
suatu permasalahan yang melibatkan emosi.
c. Dimensi Sosial à Terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan
orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan
menghargai.
d. Dimensi Fisik à Seseorang dikatakan
sehat apabila kondisi fisiologisnya nomal, tidak sedang menderita penyakit
apapun.
e. Dimensi Spiritual à Seseorang dapat
dikatakan sehat secara mental apabila dia secara spiritual baik, taat
menjalankan perintah Tuhan dan mampu mengekspresikan rasa syukur terhadap
suatu nikmat pemberian Tuhan YME, maupun kemauan berserah diri kepada Tuhan
jika sedang mengalami suatu permasalahan yang sekiranya dia sudah tidak sanggup
lagi.
Kesimpulan
Kesimpulan yang saya ambil dalam pembahasan ini
adalah, bahwa sehat merupakan suatu keadaan dinamis dimana seseorang
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan internal dan eksternal. Dan yang
paling penting yang harus di ingat dalam pembahan ini yaitu, sehat tidak
hanya jasmani saja, melainkan juga
mencakup rohani (spiritual), emosi, cara seseorang bersosial, bahkan intelektualnya.
2. Teori Perkembangan Kepribadian
§
Erikson
Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erik Erikson
merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi. Bersama
dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat posisi penting dalam psikologi. Hal ini
dikarenakan ia menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai dari lahir hingga
lanjut usia; satu hal yang tidak dilakukan oleh Freud. Selain itu karena Freud
lebih banyak berbicara dalam wilayah ketidaksadaran manusia, teori Erikson yang
membawa aspek kehidupan sosial dan fungsi budaya dianggap lebih realistis.
Erikson dalam membentuk teorinya secara baik, sangat
berkaitan erat dengan kehidupan pribadinya dalam hal ini mengenai pertumbuhan
egonya. Erikson berpendapat bahwa pandangan-pandangannya sesuai dengan ajaran
dasar psikoanalisis yang diletakkan oleh Freud. Jadi dapat dikatakan bahwa
Erikson adalah seorang post-freudian atau neofreudian. Akan tetapi, teori
Erikson lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan. Hal ini terjadi karena
dia adalah seorang ilmuwan yang punya ketertarikan terhadap antropologis yang
sangat besar, bahkan dia sering meminggirkan masalah insting dan alam bawah
sadar. Oleh sebab itu, maka di satu pihak ia menerima konsep struktur mental
Freud, dan di lain pihak menambahkan dimensi sosial-psikologis pada konsep
dinamika dan perkembangan kepribadian yang diajukan oleh Freud. Bagi Erikson,
dinamika kepribadian selalu diwujudkan sebagai hasil interaksi antara kebutuhan
dasar biologis dan pengungkapannya sebagai tindakan-tindakan sosial. Tampak
dengan jelas bahwa yang dimaksudkan dengan psikososial apabila istilah ini
dipakai dalam kaitannya dengan perkembangan. Secara khusus hal ini berarti
bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai dibentuk oleh
pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme yang menjadi
matang secara fisik dan psikologis. Sedangkan konsep perkembangan yang diajukan
dalam teori psikoseksual yang menyangkut tiga tahap yaitu oral, anal, dan
genital, diperluasnya menjadi delapan tahap sedemikian rupa sehingga dimasukkannya
cara-cara dalam mana hubungan sosial individu terbentuk dan sekaligus dibentuk
oleh perjuangan-perjuangan insting pada setiap tahapnya.
Delapan tahapan perkembangan kepribadian
menurut Erison:
- Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun)
Perkembangan basic
trust, essensial. Dalam derajat tertentu diperlukan juga perkembangan
ketidakpercayaan (mistrust) untuk mendeteksi suatu bahaya atau suatu yang tidak
menyenangkan & membedakan orang-orang yang dapat dipercaya / tidak.
- Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early
chilhood : 1/1,5-3 tahun).
Mulai mengembangkan
kemandirian. Bisa timbul kegelisahan, ketakutan dan kehilangan rasa pencaya
diri apabila suatu kegagalan terjadi.
- Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood:
3-6th)
Komponen positif
adalah berkembangnya inisiatif. Modalitas dasar psikososialnya : membuat,
campur tangan, mengambil inisiatif , membentuk, melaksanakan pencapaian tujuan
dan berkompetisi.
- Industri VS Inferiority ( usia sekolah:
6-12 tahun)
Dimulai
industrial age. Pengalaman berhasil memberikan rasa produktif, menguasai dan
kompetitif. Kegagalan menimbulkan perasaan tidak adekuat & inferioritas
merasa diri tidak tidak berguna.
- Identitas dan Penolakan VS difusi Identitas
( masa remaja: 12-20 tahun)
Tahap
perkembangan sebelumnya memberi kontribusi yang berarti pada pembentukkan
Identitas dapat terjadi krisis identitas. Fungsi dasar remaja :
mengintegrasikan berbagai identifikasi yang mereka dapat pada masa kanak-kanak
untuk melengkapi proses pencarian identitas.
- Intimasi dan Solidaritas VS Isolasi (Early
adulthood : 20-35 th)
Perkembangan
identitas mendasari perkembangan keakraban indvidu dengan orang lain. Kemampuan
mengembangkan hubungan dengan sejenis/lawan jenis. Salah satu aspek keintiman
adalah solidaritas. Jika keintiman gagal dicapai, individu cenderung menutup
diri.
- Generativitas VS Stagnasi/ mandeg ( middle
adulthood : 35-65 th )
Generativitas
bertitik tolak pada pentingnya dan pengarahan generasi berikutnya. Penting
menumbuhkan upaya-upaya kreatif dan produktif . Bila generativitas gagal,
terjadi stagnasi.
- Integritas VS Keputusasaan (later years:
diatas 65 th)
Secara ideal telah
mencapai integritas Integritas : menerima keterbatasan hidup, merasa menjadi
bagian dari generasi sebelumnya, memiliki rasa kearifan sesuai bertambahnya
usia, merupakan integrasi akhir dari tahap-tahap sebelumnya. Bila integritas
gagal : timbul keputusasaan, penyesalan terhadap apa yang telah dan
belumdilakukannya, ketakutan dalam menghadapi kematian.
§
Sigmund Freud
Freud menyatakan bahwa perkembangan kepribadian
itu berdasarkan perkembangan dari seksualitas. Hal ini cukup memberikan
kontroversi dari beberapa ahli psikiatri sehingga banyak pula yang memperbaiki
teori psikoseksual yang dikemukan oleh Freud.
Perkembangan manusia dalam psikoanalitik
merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan
psikososial dan psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud
setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses
menjadi dewasa. Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat
kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk
pada usia sekitar 5-6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap oral, tahap
anal, tahap phalik, tahap laten, dan tahap genital, berikut penjelasannya:
1. Fase Oral
Dimana pada fase ini dimulai dari saat dilahirkan sampai dengan 1-2 tahun. Pada fase ini bayi merasa dipuaskan dengan makan dan menyusui dan terjadi kelekatan dan hubungan yang emosional antara anak dan ibu. Pada fase ini balita merasa puas bisa makan dan menyusui, sehingga kegagalan pada fase ini beberapa mengatakan bahwa pada saat anak yang mengalami gangguan pada fase ini akan sering mengalami stres dengan gejala gangguan pada lambung seperti maag atau gastritis.
2. Fase Anal
Fase ini berkembang pada saat balita menginjak umur 15 bulan sampai dengan umur 3 tahun. Pada fase ini balita merasa puas dapat melakukan aktivitas buang air besar dan buang air kecil. Fase ini dikenal pula sebagai periode "toilet training". Pada fase ini seringkali orang tua merasa direpotkan dengan perilaku balita yang suka buang air sembarangan tanpa memperhatikan waktu dan tempat, sehingga seringkali orang tua menjadi keras ke anaknya dan membuat anak tersebut menjadi gagal melewati fase ini. Kegagalan pada fase ini akan menciptakan orang dengan kepribadian agresif dan kompulsif, beberapa mengatakan kelainan sado-masokis disebabkan oleh kegagalan pada fase ini.
3. Fase Phallic
Disebut juga sebagai fase erotik, fase ini berkembang pada anak umur 3 sampai 6 tahun. Yang paling menonjol adalah pada anak laki-laki dimana anak ini suka memegangi penisnya, dan ini seringkali membuat marah orangtuanya. Freud juga mengemukakan pada fase ini tentang masalah Oediphus dan Electra complex tentang kelekatan anak laki-laki kepada ibunya dan juga ada teori tentang \"penis envy\" dan ini terjadi pada anak perempuan dimana anak perempuan ini akan dekat kepada bapaknya. Kegagalan pada fase ini akan menciptakan kepribadian yang imoral dan tidak tahu aturan.
4. Fase Laten
Fase ini adalah fase yang terpanjang, berlangsung pada saat umur 6 tahun sampai usia 12 tahun atau usia pubertas. Pada saat ini seorang anak dipengaruhi oleh aktivitas sekolah, teman-teman dan hobinya. Kegagalan pada fase ini akan menyebabkan kepribadian yang kurang bersosialisasi dengan lingkungannya.
5. Fase Genital
Fase ini berlangsung pada usia 12 tahun atau usia dimulainya pubertas sampai dengan umur 18 tahun, dimana anak mulai menyukai lawan jenis dan melakukan hubungan percintaan lewat berpacaran. Dan pada masa ini pula seorang anak akan mulai melepas diri dari orangtuanya dan belajar bertanggung jawab akan dirinya.
§
Allport
Komponen Kepribadian
Menurut Gordon W. Allport,
kepribadian adalah sesuatu yang
unik dan dimiliki masing-masing
pribadi. Ia mengatakan bahwa
manusia itu dipengaruhi oleh
kesadarannya yang meliputi 3 komponen berikut :
1. Dynamic
Organization
Komponen ini menyatakan
bahwa kepribadian itu mengalami perkembangan dan perubahan
2. Psychophysical System
Komponen ini menyatakan
bahwa kepribadian bukan hanya suatu hal yang tersirat namun kepribadian adalah
hal yang nyata dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan.
3. Determine
Komponen ini menyatakan bahwa kepribadian bukan
hanya suatu konsep namun ia dapat mengerjakan sesuatu dan mempengaruhi tingkah
laku seseorang
Sturuktur Kepribadian
1. Sifat (Trait)
Di dalam kepribadian
terdapat sifat dasar yakni : (Nyata, Berkembang, Fleksibel, Empirik dan
Kemandirian yang relatif). Nah dari 5 sifat dasar ini, terdapat sifat umum dan
sifat khusus yang berkembang pada tiap-tipa sifat dasar.
2.
Traits-Habit-Atitud
Dalam struktur ini,
dinyatkan bahwa kepribadian dapat dibentuk karena sifat dasar, kebiasaan, sikap
dalam menghadapi sesuatu, dan kategori nomotetik
3. Trait dan
Konsistensi Pribadi
Stuktur ini mengarah
pada praktikum stimulus-respon. dia membagi atas 3 trait didalamnya. yaitu
(gregorius=suka berteman);(shyness=pemalu) dan (self esteem=kepercayaan diri).
4. Propium
Naaahh, propium ini
adalah struktur yang membahas tentang perkembangan baik itu dalam emosi,
kecakapan individu, kemampuan persepsi dan tujuan hidup seseorang.
Perkembangannya sama dengan perkembangan sigmund freud, ia membaginya dalam 5
tahap yaitu Oral, Anal,
Phalic, Laten dan Genital.
5. Motivasi
Kekuatan dari stuktur
notivasi dalam pribadi menurut Gordon allport berbeda dengan yang lain, dimana
ia mengatakan bahwa yang paling menunjang dala motivasi ialah kemampuan
kognitif dan perencanaan hidup. Dari dua hal itu, ia mampu membentuk motivasi dalam
dirinya karena ia telah memiliki kemampuan kognitif dan perencanaan.
6. Otonomi Fungsional
Otonomi fungsional
adalah struktur yang membahas tentang keanekaragaman pribadi. Kenapa ada yang
suka membaca? Kenapa ada yang suka Melukis? itulah yang disebut dengan
keanekaragaman pribadi yang dibagi dalam dua tingkat otonomi yaitu: Kebiasaan
dan Minat. Kebiasaan adalah struktur yang terbentuk dari
keterikatan lingkungan kita. Misalnya jika kita tinggal di lingkungan yang
banyak pemain bola, maka kita akan ikut juga untuk bermain bola, sedangkan Minat adalah stuktur yang terbentuk
dari kesadaran akan target yang kita inginkan.
Daftar Pustaka
No comments:
Post a Comment