1.
Erich Fromm
Erich Fromm lahir di Frankrut, Jerman pada tanggal 23
Maret 1900. ia belajar psikologi di university Heideberg, Frankrut, Jerman, dan
Munich . Ia
pernah mengajar di Meksiko. Terakhir, Fromm tinggal di Swiss dan meninggal di
Muralto, Swiss pada tanggal 18 Maret 1980.
Dalam latar belakang pemikirannya paling tidak ada
empat warna yang mempengaruhi secara tegas langgam berpikirnya, yaitu: Kisah
Bibble, Zen Budhisme, Karl Marx, dan Freud. Namun Fromm sangat dipengaruhi oleh
tulisan Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The Economic and
Philosophical Manuscript yang ditulis pada tahun 1944. Fromm membndingkan
ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan melakukan
percobaan yang sintesis. Pada tahun 1959, Fromm menulis analisis yang sangat
kritis bahkan polemis tentang kepribadian Freud dan pengaruuhnya, sebaliknya
berbeda sekali dengan kata-kata pujian yang diberikan kepada Marx pada tahun
1961. meskipun Fromm dapat disebut sebagai Seorang teoritikus kepribadian
Marxian, ia senidiri lebih suka disebut humanis dialetik yaitu
perjuangan manusia yang tidak pernah menyerah untuk memperoleh martabat dan
kebebasan, dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia.
Tema dasar dari dasar semua tulisan Fromm adalah
invidu yang merasa kesepian dan terisolir karena ia dipisahkan dari alam dan
orang-orang lain. Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies
binatang, itu adalah situasi khas manusia.
Kebutuhan manusia sesuai dengan eksistensinya sebagai
manusia, menurut Fromm meliputi dua kelompok kebutuhan:
·
Kebutuhan Kebebasan dan
Keterikatan:
1)
Keterhubungan (relatedness), kebutuhan
mengatasi perasaan kesendirian dan terisolasi dari alam dan dirinya sendiri.
Hubungan paling memuaskan bisa positif yakni hubungan yang didasarkan pada cinta,
perhatian, tanggung jawab, penghargaan, dan pengertian dari orang lain. Bisa
negative yakni hubungan yang didsarkan
pada kepatuhan dan kekuasaan.
2)
Keberakaran (rootedness), adalah
kebutuhan untuk memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya merasa nyaman di dunia
(merasa seperti di rumahnya). Setiap saat orang dihadapkan dengan dunia baru,
dimana dia harus tetap aktif dan kreatif mengembangkan perasaan menjadi bagian
yang integral dari dunia. Dengan demikian ia akan merasa aman dan nyaman, tidak
cemas berada di tengah-tengah dunia yang penuh ancaman.
3)
Menjadi Pencipta (transcendency), karena
individu menyadari dirinya sendiri dari lingkungannya, mereka kemudian
mengenali betapa kuat dan menakutkan alam semesta itu, yang membuatnnya merasa
tak berdaya.
4)
Kesatuan (unity), Kebutuhan
untuk mengatasi eksistensi keterpisahan antara hakkat binatang dan non-binatang
dalam diri seseorang. Keterpisahan, kesepian dan isolasi semuanya bersumber
dari kemandirian dan kemerdekaan.
5) Identitas (identity), kebutuhan untuk menjadi “aku”, kebutuhan
untuk sadar dengan dirinya sendiri sebagai sesuatu yang terpisah. Manusia harus merasakan dapat mengotrol
nasibnya sendiri, harus bisa membuat keputusan.
·
Kebutuhan untuk Memahami dan Beraktivitas:
1) Kerangka Orientasi (frame
of orientation), orang
membutuhkanpeta untuk mengenai dunia social dan dunia alaminya; tanpa peta itu
ia akan bingung dan tidak mampu bertingkah laku yang ajeg-mempribadi.
2) Kerangka Kesetiaan (frame
of devotion), kebutuhan
untuk memiliki tujuan hidup yang mutlak.
3) Keterangsangan-stimulasi
(excitation-stimulation), kebutuhan untuk melatih system syaraf, untuk memanfaatkan kemampuan otak.
Manusia bukan sekedar membutuhkan stimulus yang sederhana (makanan), tetapi
stimulasi yang mengaktifkan jiwa (pusi atau hukum fisika).
4) Kefektivan (effectivity),
kebutuhan untuk
menyadari ekssistensi diri melawan perasaan tidak mampu dan melatih
kompetensi/kemampuan.
Berikut ini
jenis-jenis gangguan kepribadian yang lebih khusus menurut Fromm:
§
Nekrofilia
Istilah ini
berarti kecintaan terhadap kematian. Biasanya menunjuk pada perbuatan seksual
yang tidak wajar, dimana seseorang membutuhkan kontak seksual dengan mayat.
Kepribadian
nekrofili membenci kemanusiaan. Mereka rasis, diskriminatif, penghasut perang,
senang menggertak orang yang lemah. Mereka menyukai darah, kerusakan, teror dan penyiksaan. Menyenangi malam
daripada siang dan senang beroperasi dalam kegelapan.
§
Maglinan Narcissism
Orang
berkepribadian sehat kadang menunjukkan bentuk narsisme lunak, yakni
ketertarikan terhadap tubuhnya sendiri. Dalam bentuk berbahaya, narsisme
menghalangi persepsi yang objektif terhadap realitas, sehingga sesuatu yang
dimiliki menjadi sangat berharga, sebaliknya yang dimiliki orang lain kurang
berharga.
Fromm
mengembangkan sistem terapi yang dinamakan Psikoanalisis Humanistik yang
menekankan aspek interpersonal dari hubungan terapeutik. Klien mengikuti terapi untuk mencari kepuasan dari
kebutuhan dasar kemanusiaannya. Terapi
harus dibangun melalui hubungan pribadi, komunikasi yang tepat dan penuh
konsentrasi dan kasih sayang. Hal ini akan mengembalikan perasaan klien sebagai
menusia yang independen.
2. Abraham Maslow
Abraham
Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun
1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan
anak tertua dari tujuh bersaudara dengan Orang Tua yang tidak mengenyam
pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang
berkembang dibanding anak lain sebayanya. "Saya adalah seorang anak Yahudi
yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Saya merasa
terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu”. Selepas SMU Dia mengambil studi
hukum di City College of New York (CCNY), sebelum minatnya kemudian beralih
pada bidang psikologi, yang dipelajarinya hingga meraih gelar PhD pada tahun
1934 di University of Wisconsin. Setahun kemudian Dia kembali ke New York dan
bekerjasama dengan E.L. Thorndike untuk melakukan riset tentang seksualitas
manusia (human sexuality) dan menjadi pengajar penuh di Brooklyn College.
Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan
masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang lain
yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud.
Kontribusi
utama Maslow dengan psikologi adalah tangga/piramida kebutuhan dasar,
bukti menunjukkan bahwa ia awalnya datang dengan ide di tahun 1940-an.
Menampilkan piramida beberapa kebutuhan yang lebih kuat daripada yang lain,
mulai dari yang paling mendesak untuk yang paling canggih.
Teorinya
adalah bahwa meskipun tidak memenuhi syarat dari segmen bawah tangga/ piramid
akan mencegah seseorang naik ke tingkat berikutnya. Mereka yang mencapai puncak
piramida adalah orang-actualising diri. Hirarki Kebutuhan Maslow menjadi gagasan
diterima di bidang psikologi dan antropologi, serta menyebrang ke bidang
kemanusiaan lainnya.
Teori Maslow
Abraham
Maslow (1908-1970) adalah seorang psikolog besar yang mencoba menemukan dan
menawarkan jawaban sistematis atas pertanyaan tersebut melalui teorinya, yakni
teori hirarki kebutuhan. Menurut Maslow, setiap individu memiliki
kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara hirarki dari tingkat yang paling
mendasar sampai pada tingkat yang paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada
tingkatan paling bawah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih
tinggi.
1) Kebutuhan Fisik (oksigen,
air, makanan, papan, sandang, pangan, BAK, BAB, seks)
2) Kebutuhan Akan Rasa Aman dan
Tentram
3) Kebutuhan Untuk Dicintai dan
Disayangi (hubungan persahabatan, hubungan/bagian dalam suatu kelompok,
hubungan kekasi;suami-istri)
4) Kebutuhan Harga Diri Secara
Penuh
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri
3. Carl Rogers
Carl Rogers
yang semulanya merupakan mahasiswa pertanian yang beralih menjadi pastur di
sekolah seminari pada tahun 1927 bekerja di Institute for Child Guindance dan
menggunakan psikoanalisa Freud dalam terapinya meskipun ia sendiri tidak
menyetujui teori Freud. Pada masa kini, Rogers banyak dipengaruhi oleh Otto
Rank dan John Dewey yang memperkenalkan Klinis.
Teori
Humanistik Rogers juga menitikberatkan pada metode student-centered, dengan
menggunakan ”komunikasi antar pribadi” yaitu berpusat pada peserta didik dengan
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik untuk dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam suatu kehidupan.
Prinsip Belajar Humanistik
Belajar
adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik,
tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi
teori humanistik Carl Rogers dalam pembelajaran guru lebih mengarahkan siswa
untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibat
siswa secara aktif dalam proses belajar. Hal ini dapat diterapkan melalui
kegiatan diskusi dan membhas materi secara berkelompok sehingga siswa dapat mengeuarkan
pendapatnya masing-masing. Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok
untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan
kepribadian, hati nurani, perubahan sikap dan analisis terhadap fenomena
sosial. Indikator keberhasilan dari aplikasi ini adalah siswa merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.
Rogers
menyebut bahwa teorinya bersifat humanis dan menolak pesimisme sura dan putus asa
dalam psikoanalisis serta tentang teori behaviorisme yang memandang manusia
seperti robot. Teori humanisme Rogers lebih penuh harapan dan optimis tentang
manusia karena manusia mempunyai potensi-potensi yang sehat untuk maju. Tiap
individu memiliki kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan masalahnya. Dasar
teori ini sesuai dengan pengertian humanisme pada umumnya, dimana humanisme
adalah doktrin, sikap dan cara hidup yang menempatkan nilai-nilai manusia
sebagai pusat dan menekankan pada kehormatan, harga diri, dan kapasitas untuk
merealisasikan diri untuk maksud tertentu.
4. Teori Behavioral
Teori
belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang
dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui
rangsangan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon)
berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan
belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi penyebab
belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi fifik
terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiasi, sifat da
kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).
A. Thorndike (1874-1949):
Teori Koneksionisme
Thorndike
berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang berkebangsaan Amerika.
Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun 1895, S2 dari Harvard tahun 1896 dan
meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898.
Menurut
Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara
peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus
adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk
mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah
sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Dari
eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box) diketahui
bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya
kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha –usaha atau
percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu.
Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau
selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum
tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini
sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Adanya
pandangan-pandangan Thorndike yang memberi sumbangan yang cukup besar di dunia
pendidikan tersebut maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh pelopor dalam
psikologi pendidikan.
Dari percobaan ini Thorndike menemukan hukum-hukum belajar sebagai berikut
:
1. Hukum Kesiapan(law of
readiness), yaitu
semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka
pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga
asosiasi cenderung diperkuat.
2. Hukum Latihan (law of
exercise), yaitu
semakin sering tingkah laku diulang/ dilatih (digunakan) , maka asosiasi
tersebut akan semakin kuat. Prinsip law of exercise adalah koneksi antara
kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat
karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak
dilanjutkan atau dihentikan. Prinsip menunjukkan bahwa prinsip utama dalam
belajar adalah ulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin
dikuasai.
3. Hukum akibat(law of
effect), yaitu
hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan
cenderung diperlemah jika akibatnya
tidak memuaskan.
B. Ivan Pavlov (1849-1936)
Ivan
Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat
ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah
gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan
kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi
direktur departemen fisiologi pada institute
of Experimental Medicine
dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan.
Classic conditioning (pengkondisian atau persyaratan
klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaanny terhadap
anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat
secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan
rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan
apa yang didinkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan
binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan
manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia
berbeda dengan binatang.
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi
leher pada seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar.
Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing
tersebut. Kin sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah
sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan
keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka
pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan
maka air liurpun akan keluar pula.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan
menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara
mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan
pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia
dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
C.
Skinner (1904-1990)
Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern,
Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku.
Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of
Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori operant
conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan yang
dimulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis of
Behavior”. Hasil konferensi dimuat dalam
jurnal berjudul Journal of the Experimental Behaviors yang disponsori
oleh Asosiasi Psikologi di Amerika (Sahakian,1970)
B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai
tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa
perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana
seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement
yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal,
pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.
Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah
dilaparkan dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan
berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu
yangdapat diatur nyalanya, dan lantai yanga dapat dialir listrik. Karena
dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk mencari makanan. Selam tikus
bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol,
makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai
peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan
burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah
penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus
respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini
menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk
penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk
penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan,
memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
D.
Robert Gagne (1916-2002)
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan
amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne
pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot
AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep terpakai dari teori
instruksionalnya untuk mendisain pelatihan berbasis komputer dan belajar
berbasis multi media. Teori Gagne banyak dipakai untuk mendisain software
instruksional.
Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong
guru untuk merencanakan instruksioanal pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat
dimodifikasi. Ketrampilan paling
rendah menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam
hierarki ketrampilan intelektual. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang
harus disiapkan.
E.
Albert Bandura (1925-masih hidup)
Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di
Mondare alberta berkebangsaan Kanada. Ia seorang
psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta
efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll
yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa
disekitarnya.
Faktor-faktor
yang berproses dalam belajar observasi adalah:
1. Perhatian, mencakup
peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat.
2. Penyimpanan atau proses
mengingat, mencakup kode pengkodean simbolik.
3. Reprodukdi motorik, mencakup
kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik.
4. Motivasi, mencakup dorongan
dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.
5. Teori Psikoanalisis
Psikoanalisis:
1) Sebagai metode untuk
menggali ketidak sadaran & teknik terapi bagi gangguan mental &
emosional (Thompson, 1972)
2) Sebagai teori kepribadian
yang mendasari berbagai orientasi psikodinamika dalam menjelaskan kepribadian
(Thompson, 1972; Pervin & John, 1997)
3) Sebagai pendekatan teori
psikologi umum yang memandang tingkah laku sebagai hasil dari pertentangan dan
kompromi antara berbagai motif, dorongan (drives), kebutuhan dan konflik.
Sigmund
Freud
¨ Lahir di Moravia, 6 Mei 1856
¨ Wafat di London, 23
September 1939
¨ Seorang dokter spesialis di
bidang perawatan gangguan-gangguan syaraf
¨ Belajar pada psikiater
Perancis, Jean Charcot, yang menyembuhkan hionotis untuk menyembuhkan histeria
¨ Belajar pada Josed Breuer,
seorang dokter di Wina yang menyembuhkan pasien dengan cra mengungkapkan
simpton-simptonnya.
Struktur Kepribadian
1) Id
¨ Merupakan sistem kepribadian
yang asli
¨ Berisi segala sesuatu yang
secara psikologis diwariskan dan telahada sejak lahir
¨ Fungsi Id adalah untuk
mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan
energi/ketegangan-ketegangan yang dicurahkan oleh jasad dalam
rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar.
¨ Psinsip kesenangan terjadi
untuk membebaskan/mengurangi jumlah ketegangan
2) Ego
¨ Ego timbul karena
kebutuhan-kebutuhan organisme memerlukan transaksi-transaksi yang sesuai dengan
dunia kenyataan objektif.
¨ Ego dikuasai oleh prinsip
kenyataan, yang bertujuan untuk menangguhkan peredaran energi sampai benda nyata
yang akan memuaskan keperluan telah ditemukanatau dihasilkan.
¨ Peran utamanya menengahi
kebutuhan instingtif organisme dan kebutuhan-kebutuhan lingkungan sekitar.
¨ Tujuannya sangan penting à mempertahnkan kehidupan individu dan
memperhatikan bahwa spesies dikembangbiakkan.
3) Superego
¨ Superego adalah perwujudan
internal dari nilai-nilai dan cita-cita
tradisional masyarakat sebagaimana diterangkan orang tua kepada anak, dan
dilaksanakan dengan cara memberi hadiah atau hukuman.
¨ Superego adalah wewenang
moral kepribadian, mencerminkan hal yang ideal dan bukan real, dan
memperjuangkan kesempurnaan bukan kenikmatan.
¨ Superego berisi 2 hal:
o
Conscience (suara hati)
o
Ego Ideal
¨ Fungsi-fungsi pokok
superego:
o
Merintangi impuls dari id
o
Mendorong ego untuk menggantikan tujuan-tujuan realistis dengan
tujuan-tujuan moralitas
o
Mengjar kesempurnaan.
Insting
¨ Insting à perwujudan psikologis dari suatu sumber
rangsangan somatik dalam yang dibawa sejak lahir
¨ Hasrat à perwujudan psikologisnya
¨ Kebutuhan à rangsangan jasmaniah dari mana hasrat muncul
¨ 4 ciri khas insting:
o
Sumber à kondisi jasmaniah/kebutuhan
o
Tujuan à menghilangkan perangsangan jasmaniah
o
Objek à kegiatan yang menjembatani antara
munculnya suatu hasrat dan pemenuhannya
o
Impetus à daya dorong
¨ Sumber dan tujuan insting
konstan dalam hidup, kecuali jika sumber diubah atau dihilangkan akibat
pematangan fisik.
¨ Insting di golongkan dalam
dua kelompok besar:
o
Insting Hidup (eros)
Menjamin tujuan mempertahankan
hidup dan perkembangbiakkan ras. Contoh: lapar, haus, seks.
Bentuk energi yang digunakan
insting hidup untuk menjalankan tugasnya disebut libido.
o
Insting Mati (thanatos)
Tujuan semua kehidupan adalah
kematian. Contoh derivatif insting mati: dorongan agresif dan kebencian
Kecemasan
¨ Freud membedakan 3 macam
kecemasan:
o
Kecemasan realitas à takut akan bahaya-bahaya nyata di dunia
luar
o
Kecemasan neurotik à rasa takut jika insting akan lebas
kendali dan melakukan sesuatu yang dapat membuatnya dihukum.
o
Kecemasan moral à takut terhadap suara hati
¨ Kecemasan adalah suatu
keadaan tegangan, seperti lapar, seks, hanya ia tidak timbul dari
kondisi-kondisi jaringan di dalam tubuh melainkan aslinya ditimbulkan oleh
sebab-sebab dari luar.
¨ Fungsi kecemasan:
o
Kecemasan memotivasi individu untuk melakukan sesuatu
o
Kecemasan yang tidak dapat ditanggulani dengan tindakan yang efektif à trauma
o
Jika ego gagal menanggulani kecemasan dengan cara rasional maka akan
menggunakan cara-cara yang tidak realistik.
Mekanisme Pertahanan Ego
¨ ego menempuh cara-cara
ekstrem untuk menghilangkan tekanan kecemasan yang berlebihan à mekanisme pertahanan
¨ Ciri-cirinya:
1) Menyangkal, memalsukan, dan
mendistorsikan kenyataan
2) Bekerja secara tidak sadar
sehingga orangnya tidak tahu apa yang terjadi
¨ Jenis-jenis pertahanan ego:
1) Represi à secara tidak sadar melupakan pengalaman yang
tidak menyenangkan untuk diingat. Contoh: mencegah kenangan yang mengganggu
dalam kesadaran.
2) Proyeksi à Merubah subyek-subyek dari perasaan tersebut.
Contoh: ”Saya menghukum diri sendiri” diubah menjadi ”Dia menghukum Saya”.
Tujuan dari perubahan ini adalah mengurangi suatu kecemasan dengan menggantikan
suatu bahaya besar dengan bhaya yang lebih ringan dan mengungkapkan
impuls-impuls dengan berkedok mempertahankan diri dari musuh-musuhnya.
3) Pembentukan Reaksi à Dalam pembentukan reaksi ini yang diubah adalah
perasaannya (impulsnya). Contoh: ”I love You” diubah menjadi ”I hate You”
4) Fiksasi à Berhentinya kemajuan dan perkembangan yang normal
untuk sementara waktu
5) Regresi à Kembali ke tahap perkembangan sebelumnya atau
yang lebih rendah. Contoh: usia 15 tahun masih mengompol.
6) Sublimasi à mekanisme pertahanan ego yang digunakan untuk
mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan
dorongan primitif id menjadi penyebab kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku
yang bisa diterima. Contoh: hasrat seks besar à giat olahraga
7) Displacement à pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan
kepada objek atau individu yang kurang mengancam dari individu sebelumnya.
Contoh: dimahari ibu à merusak perabot
8) Rasionalisasi à Upaya individu memutarbalikkan kenyataan yang
mengancam ego melalui dalih atau alsan tertentu yang seakan masuk akal. Contoh:
tidak berhasil memenangkan pertandingan à mengatakan bahwa wasit curang
Tahap Perkembangan
Kepribadian
¨ Energi seksual (libido) ada
sejak lahir dan kemudian berkembang melalui serangkaian tahapan psikoseksual
yang bersumber pada proses-proses naluriah organisme
¨ Ada 4 fase perkembangan
psikoseksual yang menentukan pembentukan kepribadian, yaitu:
o
Fase Oral (mulut)
Berlangsung pada tahun pertama
kehidupan. Daerah erogen yang paling penting dan peka adalah mulut, yakni
berkaitan dengan pemuasan kebutuhan makan dan air. Tugas pokok dalam
perkembangan ini dalah membentuk sikap ketergantungan dan kepercayaan dengan
orang lain. Fase ini berakhir saat anak disapih dari ibu. Oral passive à penurut, pasif, kurang matang dan dependen. Oral
sadistic à sarkasitik, pesimis, sinis, dan
mengeksploitasi orang lain.
o
Fase Anal (dubur)
Dimulai pada tahun ke-2 dan
ke-3. Fokus energi libido pada daerah dubur. ”Toilet Training” à anak belajar mengendalikan diri. Berikut cara
orang tua menerapkan toilet training:
- Penerapan keras dan menekan:
anal retentive. Ciri-ciri: keras kepala, kaku, kikir, terlalu teliti dan
ekstrem dalam keberhasilan.
- Penerapan yang membiarkan
anak: kepribadian anal aggressive. Sifat-sifatnya kejam, destruktif, pembenci,
ingin memiliki dan menguasi orang lain.
o
Fase Phalic (alat kelamin)
Berlangsung pada tahu ke-4
atau ke-5. Sasaran energi
libido pada daerah alat kelamin. Oedipus Complex (anak laki-laki dan ibunya)
dan Electra Complex (anak perempuan dengan ayahnya). Mengembangkan nilai-nilai,
sikap-sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan jenis kelaminnya.
o
Fase Laten (tenang)
Pada periode ini anak mulai
masuk sekolah dan fokus pada kegiatannya belajar.
o
Fase Genital (pubertas)
Individu mengalami kebangkitan
atau peningkatan dalam dorongan seksual dan mulai menaruh perhatian pada lawan
jenis. Pengalaman traumatik anak biasnya sulit dalam penyesuaian fase genital.
6. Teori Humanistik
Menurut
Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Proses
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambatlaun ia mampu
mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya.
Tokoh
penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara lain adalah:
Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers.
a. Arthur Combs (1912-1999)
Bersama
dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan banyak perhatian pada dunia
pendidikan. Meaning (makna atau arti) adalah konsep dasar yang sering
digunakan. Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak
relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan
karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya
tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu
sebenarnya tak lain hanyalah dati ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya.
Untuk itu
guru harus memahami perlaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa
tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha
merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan
seseorang dari yang lain. Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan
dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun
dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi
pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk
memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
b. Maslow
Teori
Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
(1)
Suatu usaha yang positif untuk berkembang
(2)
Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Pada diri
masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk
berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan
apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga
memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan diri, ke arah
berfungsinya semua kemampuan, ke arah kepercayaan diri menghadapi dunia luar
dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).
Menurut
Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
1. Menjadi manusia berarti
memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang
hal-hal yang tidak ada artinya.
2. Siswa akan mempelajari
hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pelajaran berarti
mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
3. Pengorganisasian bahan
pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang
bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang bermakna dalam
masyarakat modern berarti belajar tentang proses.
Dari
bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip dasar
humanistik yang penting diantaranya ialah :
a. Manusia itu mempunyai
kemampuan belajar secara alami.
b. Belajar yang signifikan
terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud
sendiri.
c. Belajar yang menyangkut
perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya sendiri diangap mengancam dan
cenderung untuk ditolaknya.
d. Tugas-tugas belajar yang
mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila
ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
e. Apabila ancaman terhadap
diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang
berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
f. Belajar yang bermakna
diperoleh siswa dengan melakukannya.
g. Belajar diperlancar bilamana
siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggungjawab terhadap proses
belajar itu.
h. Belajar inisiatif sendiri
yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek,
merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari.
i.
Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih mudah
dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan mengritik dirinya
sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
Belajar
yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap
pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan
itu.
Daftar Pustaka
Feist, J. &
Feist, G. J. (2011). Theories of Personality. Edisi ke tujuh.
Jakarta: Salemba Humanika.
kk.mercubuana.ac.id/files/61019-13-825380725442.doc
kk.mercubuana.ac.id/files/61065-10-528232877475.doc
trimanjuniarso.files.wordpress.com/2008/02/teori-belajar-humanistik.doc